Kisah Nyata Penculikan Anakku, Adrian Laisina

Family / 23 July 2014

Kalangan Sendiri

Kisah Nyata Penculikan Anakku, Adrian Laisina

Theresia Karo Karo Official Writer
9012

Seperti biasa, setiap pulang sekolah Adrian Laisina dijemput oleh sopirnya pada pukul 15:00. Namun setelah lama ditunggu, ia tidak juga menampakkan diri. Cemas, bapak Farly Laisina, ayah Adrian, mencoba menghubungi anaknya lewat handphone tetapi handphone Adrian tidak aktif. Ia dan istrinya segera datang ke sekolah dan bertanya kepada security sekolah, para guru hingga semua teman-teman Adrian juga dihubungi satu per satu. Kecurigaan mereka mulai menjadi-jadi karena tidak ada satu orang pun yang tahu, mengingat anak mereka yang baru berusia 10 tahun itu hilang tanpa ada kabar yang jelas.

"Sebelum kejadian itu, saya sudah dimimpikan sebanyak 2 kali. Di mimpi saya itu Adrian hilang dan saya menangis terus sepanjang hari. Cuma yang namanya mimpi, kita tidak pernah percaya dengan yang namanya mimpi," ujar Ibu Hosana, ibu kandung Adrian.

Tepat jam 4 sore, Bapak Farly menerima telepon dari seseorang yang tidak ia kenal. Penelpon misterius itu mengaku bernama Boy dan mengatakan bahwa Adrian ada bersamanya. Ia mengancam Pak Farly, bahwa dia akan membunuh Adrian jika Pak Farly tidak menyerahkan uang tebusan sebesar Rp 300 juta. Secara spontan Pak Farly mengatakan bahwa sore itu ia tidak mungkin bisa mencari uang tunai sebesar Rp 300 juta. Si penculik menjawab dengan kasar lewat telepon, "Tidak bisa! You harus siapin uang itu. Kalau tidak, anak you akan saya bunuh!"

Pak Farly menceritakan hal tersebut kepada istrinya, mereka pun berembuk dan memikirkan solusi dari masalah yang sedang mereka hadapi. Sepakat, keduanya memutuskan untuk menghubungi pihak yang berwajib dan menceritakan permasalahannya. Keesokan harinya ,Ibu Hosana sendiri tak henti-hentinya berdoa kepada Tuhan sambil menangis. Ibu Hosana percaya bahwa Tuhan tidak akan berencana mengambil Adrian kembali secepat ini. Sebab dua setengah tahun lamanya ia menantikan kehadiran Adrian dalam kehidupan rumah tangga mereka. Pak Farly segera keluar lagi bersama teman-temannya serta beberapa petugas polisi untuk berkeliling mencari keberadaan Adrian.

Tuhan pun menjawab doa Ibu Hosana dan Pak Farly. Adrian kembali ke rumahnya setelah 3 hari 3 malam mendekam di rumah sang penculik. Tiba-tiba saja Adrian muncul di depan pintu rumah dalam keadaan baik tanpa ada luka sedikit pun. Setelah bertemu dengan orang tuanya, Adrian mulai bercerita kepada mereka mengenai kejadian 3 hari yang lalu.

Sepulangnya dari sekolah, ia dijemput oleh salah seorang karyawan Pak Farly yang bernama Heri. Heri berkata bahwa Adrian sudah dibelikan anjing oleh ayahnya dan ia diminta untuk ikut pulang bersamanya. Dengan polos dan tanpa ada rasa curiga, Adrian ikut pulang bersama Heri menuju ke rumahnya tanpa ada rasa takut sedikit pun. Ia tidak menaruh curiga sebab Heri sudah lama bekerja dengan ayahnya.

Selama berada di dalam rumah Heri, Adrian hanya main Nintendo dan nonton televisi. Adrian pun juga sering bertanya kepada para penculiknya mengenai keberadaan kedua orang tuanya, namun mereka menjawab bahwa kedua orang tua Adrian masih berada di Jogyakarta dan Adrian diminta untuk tinggal sementara di rumah itu.

Pada suatu malam Adrian berdoa. Ia berkata, "Tuhan Yesus, Adrian mau ketemu sama mama sama papa. Tapi Adrian nggak tahu kapan pasti Adrian ketemu sama mama dan sama papa." Saat ia membuka kedua matanya, ia melihat Dian, istri Heri sang penculik menangis menatapnya. Setelah itu Adrian diantar oleh Dian pulang ke rumahnya. Tuhan menggerakkan hati istri si penculik untuk mengembalikan Adrian ke dalam pelukan kedua orang tuanya. Dari situlah misteri penculikan Adrian terpecahkan.

Dian lalu ditangkap polisi dan sedang menjalani proses peradilan. Sementara suaminya yang bernama Heri alias Boy masih buron. Semenjak kejadian itu Pak Farly dan Ibu Hosana mengambil hikmah bahwa mereka harus lebih sering meluangkan waktu bersama Adrian. Sesibuk apa pun Pak Farly tetap berusaha meluangkan waktu untuk Adrian. Termasuk mengantarnya pergi ke sekolah. Kini mereka semakin menyayangi sang buah hati.

 

Sumber Kesaksian :
Adrian Laisina
 
Sumber : V120928172002
Halaman :
1

Ikuti Kami